dumtakdum

Waktu dulu ketika gw belum mengenal apa yang gw sebut dan percayai sebagai kebenaran gw seperti orang ‘bodoh’ yang berpikir dirinya cukup pintar untuk memepertanyakan dan mengkritik tentang dunia ini.

Dan ketika gw udah kenal. Gw akhirnya tau kalo gw ini ‘bodoh’ untuk bisa mengerti keseluruhan dunia ini, gw jadi ngeh posisi gw ini sebagai apa. Pengenalan itu membuat mata gw terbuka, membuka pikiran gw… rasa rasa gw yang dulu buta sekarang ngeliat.

Tapi ketika dihari hari kedepan gw melihat banyak orang, yang tau akan kebenaran yang luar biasa buat gw itu layaknya mengetahui pelajaran sejarah. Gak ada mata yang berbinar binar, gak semangat yang keluar ketika membicarakan hal itu.

Moment itu sedikit banyak membuat hati gw ‘sret sret’. Buat gw itu hal yang menyedihkan, sesuatu yang bisa membuat hidup gw berubah 180 tapi bagi mereka itu gak ada bedanya dengan pelajaran sejarah.  Gw perlu menunggu sekian lama untuk tau tentang hal itu, gw perlu bayar harga mahal buat hal itu, sedangkan mereka kebanyakan sudah mencicipinya sejak kecil dengan segala fasilitas yang ada tapi malah menggampangnya.

Ouch…

Pertanyaan ‘kenapa’ itupun perlu waktu cukup lama buat hilang. Gw perlu mencurahkannya dulu sama Dia, sampai Dia menjawab dan memuaskan rasa penasaran gw, yah walaupun tidak hal dihidup ini gw bisa jawab tapi setidaknya penasaran gw terpuaskan.

Hidup orang emang beda beda. Gak bisa semua disamaratakan .ada yang memang sudah nyaman dengan hidupnya sampai malas  untuk peduli dengan hal hal macam itu, ada juga yang mungkin terlalu sakit untuk peduli dengan hal hal macam itu. Dan gw pun gak tau apa apa tentang apa yang orang lain pernah jalani sampai mereka terbentuk menjadi diri mereka yang sekarang

Tapi seringkali penderitaan itulah yang menjadikan mereka ‘hambar’ dengan apa yang bernama Tuhan. Karena penderitaan itulah seringkali mereka melihat Tuhan sebagai Tuhan yang tidak peduli dan berhati dingin, yang diam saja terhadap semua penderitaan ketika Dia ‘seharusnya bisa’ menghentikan itu semua. Mereka melihat Dia sebagai penjahat yang berhati dingin dan pengikutnya sebagai orang sombong yang bodoh.

Kekesalan itu sedikitnya juga pernah gw pertanyakan, yang makin lama membuat gw makin menghakimi Tuhan. Tanpa gw sadari.

Gak ada asap tanpa ada api.

Ada alasan kenapa Dia ‘diam saja’, Ada aturan yang berlaku di bawah langit ini. Ada hukum sebab dan akibat yang berlaku di hidup ini.

setelah gw ‘ngeh’ dengan ini, gw jadi belajar hari demi hari untuk mengetahui ‘sebab’ dan mengurangi hakiman terhadap ‘akibat’. Gw belajar untuk sabar menanti pengenalan baru terhadap hidup ini, dan juga sadar kalo otak gw terbatas untuk mengetahui semua ‘sebab’ dari ‘akibat’.

tapi terlebih dari itu setelah gw belajar, setelah gw tahu, gw harus bener bener ‘ngeh’. Karena kalo nggak , itu hanya mengendap sebagai pengetahuan yang membosankan di lemari otak gw.

untuk menyadari hal ini saja, perlu waktu yang cukup lama buat gw. Dan masih banyak hal yang perlu gw ‘sadari’. Gw masih perlu mengalami Dia lebih lagi, berjalan bersama Dia lebih jauh lagi. Karena gw percaya Dia, Tuhan yang ingin dikenal, dan Dia mau menyatakan diriNya asal gw mau tutup mulut besar gw dan mendengarkan Dia berbicara.

Sebenernya sih gw mau nulis hal lain tapi gara gara kurang kerjaan baca buku agnostic jadinya perlu pelampiasan. Ah udah ah… gw mau nulis yang rada memberikan inspirasi seperti foto dibawah ini…

sohib

heueheuheue…

happy nice weekend.

Leave a comment